Jumat, 21 Agustus 2009

MENDONGKRAK OTAK ANAK DENGAN MENULIS PUISI DAN CERITA ANAK

Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan permainan. Mereka tiada henti-hentinya berekspresi dengan kegiatan bermain. Bermain dalam dunia anak merupakan hal yang wajar dan pantas dilakukan, akan tetapi dalam hal ini apakah selamanya bentuk permainan dan kegiatan bermain selalu bermanfaat bagi anak ? tentu dalam hal ini kita sebagai orang tua atau guru tak salah bila selalu mencarikan bentuk kegiatan bermain positif yang menggugah selera bagi anak atau siswa kita. Menulis saat ini adalah salah satu hal yang menakutkan, tak disangkal memang, kita orang dewasa saja ,bahkan dalam hal ini saya sebagai penulis artikel ini pun sangat berat di saat disuruh membuat sebuah tulisan atau karangan. Namun adakah kreatifitas lain yang bisa menghilhami, “Bagaimana seandainya kegiatan menulis itu, kita “upgrade” menjadi suatu kegiatan yang penuh permainan dan hiburan, tentu dalam hal ini membutuhkan sentuhan – sentuhan untuk memformat ulang bentuk kegiatan yang semula menjengkelkan menjadi menyenangkan.
Apabila dunia permainan anak sudah berhasil kita sisipi virus-virus menulis, maka dalam hal ini kebermanfaatan menulis bagi anak sangatlah besar terutama dalam hal peningkatan kreatifitas dan kualitas pribadi anak, bagaimana tidak ketika anak menulis, itu berarti anak menciptakan sesuatu, yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan. Dan ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih, anak akan semakin mudah untuk mengalihkan keahliannya kepada bidang lain yang juga membutuhkan solusi kreatif, seperti sekolah maupun kegiatan-kegiatan lainnya.Selain itu manfaat besar dari kegiatan menulis bagi anak adalah anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan, anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata, anak dapat menunjukkan kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat ucapan terima kasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman, atau bahkan guru,anak bisa meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis informasi tentang sesuatu. Dari hikmah kebermanfaatan menulis bagi anak tersebut ternyata banyak sekali hambatan-hambatan yang datang baik eksternal maupun internal yang muncul sehingga kegiatan menulis pun menjadi urung untuk dilaksanakan, Hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
• Banyak guru bahasa / sastra Indonesia yang mengeluh merasa sulit bagaimana mengajarkan menulis puisi kepada anak. Mengajarkan menulis puisi itu dirasakan cukup sulit. Mengapa? Salah satu sebabnya mungkin kita selaku pendamping/pembina tidak pernah menulis puisi.Tentulah tidak semua guru bahasa/sastra Indonesia memiliki bakat menulis puisi. Bagaimana kita mengajarkan menulis puisi kalau kita sendiri belum pernah melakukannya? Memang idialnya guru bahasa/sastra Indonesia pernah/biasa menulis apa saja.
• Kita sering menakut-nakuti dan memararahi terlebih dahulu kepada anak bahkan dengan sedikit ancaman kalau kita memulai sesuatu yang kita anggap sulit seperti menulis puisi untuk menutup-nutupi kekurangan kita. Hal ini tentu sudah lumrah untuk menutupi kelemahan kita. Kita tidak bisa menjawab pertanyaan anak sering juga marah-marah agar anak tidak berkutik. Kalau ini sering terjadi kita sudah menyakiti diri sendiri. Zaman sekarang jarang anak yang pintar/terampil, akan hormat kepada gurunya kalau mereka sering dimarahi di luar batas. Ingatlah kalau kita marah kepadanya, dia pun marah kepada kita. Anak pun banyak tahu kelemahan kita ini. Kalau ada waktu cobalah bertanya kepada anak. Idialnya pertanyaan kita kepada anak dalam hal ini “Apa kesulitan Kalian”? Marilah kita cari cara jalan pemecahannya.
Lantas jika beberapa hambatan itu sudah kita ketahui, sebagai seorang pendidik atau orang tua yang ingin anaknya pandai menulis, apa yang semestinya kita lakukan ?
Sebagai contoh : Untuk memulai menulis puisi tidaklah terlalu sulit sebenarnya bagi anak kalau kita selaku pendamping/guru mau sedikit berusaha. Jika sekolah kita lokasinya dekat pantai, kita bisa mengajak anak kita mengunjungi dan memanfaatkannya sebagai inspirasi dalam menulis puisi. Jika sekolah mempunyai program karya wisata, kemah di akhir catur wulan kita manfatkan situasi itu untuk belajar menulis puisi. Kegiatan ini memang hanya bisa dilakukan sekali setahun. Di sisi lain, umumnya orang tua mengeluh dengan kegiatan ini karena dianggap hanya mengabiskan uang. Kalau memungkinkan sebulan sekali anak karya wisata secara terpadu untuk berbagai kegiatan. Di negara yang sudah maju, cara ini sudah terprogram. Kalau anak mempelajari tentang hewan misalnya, di akhir pekan anak di ajak ke kebun binatang. Kalau di daerah kita tidak ada kebun binatang, tentu kita bisa mengajak anak ke kandang sapi misalnya untuk mengamati sesuatu. Tidak usah tempat yang jauh. Inilah salah satu kelemahan pendidikan kita, kita menamkan sesuatu hanya di dalam kelas yang bersifat verbalis dan vokalis. Akibatnya, tamatan sekolah kita lebih banyak omongnya(tentu ada yang bagus dan tidak bagus) tetapi kerja nyatanya banyak yang merusak alam demi kepentingan sesaat.
Cara lain mengajarkan menulis yang agak mudah dilakukan adalah dengan menggunakan postcard bergambar seperti gambar pemandangan alam, gambar aktivitas manusia atau gambar yang lainnya. Dengan menggunakan media ini, anak merasa lebih mudah menuangkan idenya sebab mata mereka(anak) telah dapat melihat sesuatu yang konkret dalam gambar, tinggal anak memilih dan mengolah kata untuk dijadikan puisi. Cara ini tentu sangat layak dimulai dari jenjang pendidikan pada tingkat dasar. Bagaimana untuk mengarang ceritanya ? tentunya hal di atas juga berlaku untuk kegiatan memulai menulis cerita / karangan . Dalam hal ini satu yang perlu diperhatikan yang pertama, tumbuhkan terlebih dulu kecintaan dan kebiasaan anak dalam hal membaca. Ketika anak baru memulai menulis, tidak perlu mengajarkan tata bahasa pada anak. Sebagian besar pengetahuan ketatabahasaan ini sifatnya berkembang sehingga bisa dikuasai anak sedikit demi sedikit, disamping itu menuntut kesempurnaan tulisan anak adalah kerangka berpikir yang buruk untuk menjadikannya seorang penulis. Tidak hanya menyingkirkan kreativitas dan keceriaan, hal tersebut juga bisa menimbulkan kelumpuhan besar bagi penulis. Gunakan kata-kata pujian sebagai cara yang efektif untuk memotivasi anak dalam menulis. Pada akhirnya, untuk menumbuhkan budaya menulis pada anak, anak perlu dibiasakan dengan tulis menulis itu sendiri dan menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu hal yang menyenangkan. Perlu kerja keras, kesabaran, dan bimbingan untuk meraihnya. Namun hasilnya, anak akan memetik keuntungan sepanjang hidupnya melalui kegiatan ini

by: nur_lita
Jadikan hati dan diri bermakna bagi hidup ini.

2 komentar:

  1. Assalam...
    wah ternyata lita punya bakat nulis juga ya. blognya juga Ladies bget.

    Selamat menulis dan selamat melaksanakan ibadah puasa.

    BalasHapus
  2. Waalaikummusalam... trimakasih, buat pngunjung prtama ada door prize d akhir rmadhan. hehe...

    BalasHapus

jejakkan saran, kritik n komentar sobat di sini!!!